22 Februari 2020
Pada kesempatan ini, Daniel A Tumiwa dari DIA Event Organizer sebagai moderator yang menghadirkan pembicara D Listyaning P, S.Ant yang merupakan CRM Marketing dari KLIK KAMI bersama Galdy Baldy Glend, social media strategist dari fintech Empat Kali. Perlu diketahui juga bahwa selain KLIK KAMI ada 2 (dua) fintech yang ikut berpartisipasi dalam seminar edukasi kali ini yakni Teman Prima dan Empat Kali. KLIK KAMI melihat potensi di bidang ekonomi dan ekosistem digital masyarakat Semarang secara luas telah berkembang di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Lumpia ini. Berdasarkan artikel “Pembiayaan oleh Fintech di Jateng Capai Rp 218 M” yang telah tayang di Kompas.commenyatakan data OJK per Februari 2018 mencapai 8.000 orang dengan transaksi sebesar Rp 6,6 Miliar. Menurut data dari OJK yang kami himpun melalui laman website di www.ojk.go.id per Desember 2019 ada sekitar 164 fintech peer to peer lending yang telah terdaftar dengan 25 diantaranya telah mengantongi izin. Fintech tersebut terdiri dari 152 fintech konvensional dan 15 fintech syariah. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan pesat pertumbuhan fintech dari tahun ke tahun dengan pengguna terbesar di usia produktif yakni usia 19-34 tahun. D Listyaning P, S.Ant dari KLIK KAMI mengungkapkan berdasarkan data di atas bahwa besarnya antusiasme masyarakat Indonesia untuk melakukan peminjaman di berbagai fintech peer to peer lending menunjukkan tingginya kebutuhan akan dana modal yang tidak dapat diakomodir oleh bank konvensional. Hal ini kemudian menimbulkan fenomena di kalangan masyarakat bahwa fintech dapat menjerat mereka dengan hutang pinjol/pinjaman online. Dikatakan juga bahwa fintech itu seperti dua mata pisau yang berlawanan ketika kita menggunakan fintech lending secara bijak maka akan membantu kita namun, jika kita menggunakannya tanpa perhitungan fintech lending maka akan merugikan kita. Oleh karena itu KLIK KAMI menyadari bahwa sebagai fintech peer to peer lending bertanggung jawab mengedukasi masyarakat secara luas dan khususnya mahasiswa Semarang untuk lebih memahami mengenai fintech serta dampak dan manfaatnya bagi perekonomian. Semoga dengan adanya seminar edukasi ini masyarakat dapat memahami bagaimana menyikapi produk dari revolusi industry 4.0 ini secara bijak dan cerdas.
23 Januari 2020
Mengawali tahun baru, Klik Kami menyelenggarakan kunjungan Bersama AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) ke Universitas Riau (UNRI), Sumatera Selatan. Perusahaan financial technology (fintech) di bawah naungan PT Harapan Fintech Indonesia ini mengaku sangat optimis untuk menyongsong tahun 2020. Bersama AFPI, Klik Kami turut melakukan sosialisasi tentang keberadaan perusahaan fintech di era digital saat ini. Kunjungan ini pun dimaksudkan untuk mengedukasi para mahasiswa agar lebih peka dalam merespon perkembangan ekonomi digital. Acara bertema Revolusi 4.0 “Fintech Goes To Campus” tersebut berlangsung di Ruangan Yudisium UNRI pada hari Kamis (23/1). Turut hadir pula salah satu dosen UNRI, yakni Marhadi sebagai pembicara dalam acara tersebut. Era disrupsi yang serba cepat ini menuntut para pelaku didalamnya untuk menyesuaikan diri, tak terkecuali di bidang ekonomi dan keuangan. Perusahaaan fintech yang kini hadir semakin membuka akses masyarakat menuju fasilitas pendanaan yang cepat dan mudah. Meskipun demikian menurut Marhadi, era ekonomi digital harus dihadapi dengan teliti. “Kita harus lebih jeli karena saat ini banyak fintech yang illegal dan tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ” tuturnya. Klik Kami merupakan salah satu fintech yang memudahkan para pekerja untuk mendapatkan pinjaman tanpa jaminan. Dengan pengalaman bertahun-tahun, Klik Kami menerapkan operasi kredit online yang mengacu kepada manajemen resiko dan analisis data. Dengan konsep teknologi untuk membuat kehidupan yang lebih baik, nasabah hanya perlu mengisi data melalui aplikasi Klik Kami untuk mengajukan pinjaman. Setelah pengajuan disetujui dan diverifikasi, pinjaman dana akan langsung dikirimkan. Data pribadi pengguna pun terjamin keamanannya. Rencananya, tahun 2020 ini Klik Kami akan mengunjungi kota-kota besar lainnya, seperti Bali, Kupang, Cirebon, dan solo untuk menemui para mahasiswa. Dengan langkah ini, diharapkan para mahasiswa dapat memahami bahaya pinjaman online ilegal dan terus mendukung keberadaan perusahaan fintech legal yang terdaftar di OJK. Klik kami hadir di Indonesia untuk menopang industri perekonomian dan memberikan solusi alternatif kepada kaum millennial yang produktif. Kunjungi halaman ini untuk informasi lebih lengkap tentang Klik Kami.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hadapi Revolusi Industri 4.0, Klik Kami Gandeng AFPI untuk “Goes to Kampus”", https://biz.kompas.com
14 Febuari 2020
Perusahaan financial technology (fintech) di bawah naungan PT Harapan Fintech Indonesia, Klik Kami, mendatangi salah satu universitas termuka di Bengkulu, Universitas Bengkulu. Acara yang menggandeng DIA Even Organizer ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait dengan pinjaman online kepada para mahasiswa. Bengkulu dikenal sebagai kota yang sedang berkembang, oleh karena itu kehadiran fintech diharapkan turut membantu perkembangan perekonomian masyarakat pada umumnya. Hal ini sejalan dengan visi misi dari Klik Kami yang turut mendukung perkembangan perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya. Melalui sosialisasi ini juga diharapkan para mahasiswa semakin tertantang untuk membuka usaha, mengetahui apa itu fintech, dan bagaimana dampak dari fintech itu sendiri dalam perekonomian global.
Acara yang dilaksanakan pada, Jumat (14/02/2020)selama empat jam ini dihadiri lebih dari 100 mahasiswa. Dengan tema “ Inovasi Keuangan Startup Fintech Indonesia” semoga acara ini membuat anak muda memaksimalkan fintech serta memanfaatkan pinjaman untuk mendukung pendidikannya. Berdasarkan keterangan tertulis dari Klik Kami yang diterima Kompas.com, provinsi Bengkulu baru mencatat literasi keuangan 27 persen dari target pemerintah 35 persen. Sementara, inklusi keuangan baru mencapai 67,82 persen dari target pemerintah pada angka 75 persen. Target-target tersebut masih dianggap kurang. Hal ini menjadi landasan para penyelenggara untuk terus mendukung dan memberikan edukasi kepada kaum-kaum millenial Dalam waktu dekat, Klik Kami juga akan menyambangi salah satu kota besar di Jawa Tengah, Semarang dan beroptimistis menghadirkan yang terbaik kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
31 Juli 2024
PADANG, KOMPASINDO.CO.ID, 31 Juli 2024 – Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan di wilayah Sumatera Barat berada di bawah tingkat nasional. Secara lebih rinci, tingkat literasi dan inklusi keuangan Sumbar berada di level 40,7 persen dan 76,88 persen. Angka tersebut jauh di bawah tingkat literasi dan inklusi secara nasional sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen. Untuk mendorong pemerataan tingkat literasi keuangan di Sumbar, fintech lending berizin OJK seperti Adapundi (PT Info Tekno Siaga), Ivoji (PT Finansia Aira Teknologi), dan Klik Kami (PT Harapan Fintech Indonesia) menggelar kolaborasi acara literasi keuangan. Acara ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sosial dan finansial di Sumbar melalui ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan, khususnya bagi generasi muda Sumatera Barat. Seminar bertema “Berselancar dalam Arus Perkembangan Teknologi Keuangan Digital” dilaksanakan pada 31 Juli 2024 di Universitas Negeri Padang. Acara ini diharapkan dapat membantu generasi muda memahami pentingnya memiliki pemahaman yang kuat tentang keuangan digital yang terus berkembang pesat. Minerva Agustiani, Direktur Operasional Adapundi, menyatakan, “Kami senang sekali berkesempatan bertemu dengan teman-teman mahasiswa di Sumatera Barat. Harapannya, kehadiran kami dapat memberikan edukasi mendalam terkait keuangan digital, khususnya industri fintech lending.” Efvin Nanda Hardini, Commercial Manager Ivoji, menambahkan, “Generasi muda harus mengetahui tentang risiko, manfaat, dan tantangan yang terkait dengan penggunaan layanan keuangan digital, jangan sampai terjebak dalam layanan yang ilegal.” Chair Runisa Chaidir, Risk & Compliance Klik Kami, menutup acara dengan memberikan pesan penting kepada peserta untuk selalu berhati-hati terhadap penawaran pinjaman baru yang mungkin mengabaikan aspek legalitas. Sejak berdiri hingga April 2024, industri fintech lending telah menyalurkan dana sebesar Rp913 triliun dengan pertumbuhan yang berfluktuasi. Data penyaluran di tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang menjanjikan dengan akumulasi penyaluran sebesar Rp87,4 triliun sampai dengan Februari tahun berjalan. Dengan meningkatnya literasi keuangan di kalangan generasi muda Sumbar, diharapkan pemahaman tentang opsi akses keuangan, seperti fintech lending, akan menjadi lebih luas. Selain itu, kesadaran tentang risiko dan tantangan yang terkait dengan penggunaan keuangan digital juga diharapkan akan terus tumbuh.
06 Maret 2020
Pemerintah Bali menargetkan peningkatan literasi keuangan masyarakat yang tergolong masih rendah yaitu 19,5 persen dengan inklusi keuangan yang mencapai 71,3 persen dengan dukungan potensi UMKM. Data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Bali mencatat rasio kewirausahaan hingga akhir Desember 2018 sebesar 8,38 persen atau berada di atas rata-rata nasional 5 persen dan menjadikan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di provinsi ini menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah serta mendorong perusahaan teknologi untuk mengadakan edukasi permodalan melalui finansial teknologi (fintech) untuk masyarakat luas khususnya UMKM. Untuk mendukung upaya tersebut, DIA event organizer bersama PT Prima Fintech Indonesia (Teman Prima), PT Harapan Fintech Indonesia (Klik Kami) dan PT Solid Fintek Indonesia (Ada Modal) mengadakan acara edukasi dan sosialisasi dalam rangka edukasi masyarakat mengenai layanan produk keuangan pinjam meminjam berbasis online atau lebih dikenal peer to peer lending yang diyakini mampu menjadi alternatif permodalan untuk akselerasi UMKM Bali dan pemenuhan gaya hidup masyarakat luas.
Acara yang diadakan pada Jumat (6/3/2020) Maret 2020 di Universitas Triatma Mulya dengan tema “Cerdas dalam menggunakan fintech” ini menghadirkan mahasiswa dari Universitas Triatma Mulya, talkshow dengan pakar industri fintech P2P lending serta pameran perusahaan finansial teknologi. “Kami sangat berharap dengan kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital untuk masyarakat Bali,” ujar Arief Lukman Hakim selaku Manajer Operasional Teman Prima. “Dengan adanya edukasi ini, masyarakat Bali diharapkan dapat memahami perbedaan layanan produk P2P lending serta lebih waspada terhadap fintech illegal untuk pinjaman maupun pendanaan,” tambah Chair Runisa Chaidir selaku Marketing Communications Klik Kami. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi terkait teknologi finansial sangat dibutuhkan masyarakat Bali. (bas)
29 Januari 2020
Mengawali tahun baru, Klik Kami menyelenggarakan kunjungan Bersama AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) ke Universitas Riau (UNRI), Sumatera Selatan. Perusahaan financial technology (fintech) di bawah naungan PT Harapan Fintech Indonesia ini mengaku sangat optimis untuk menyongsong tahun 2020. Bersama AFPI, Klik Kami turut melakukan sosialisasi tentang keberadaan perusahaan fintech di era digital saat ini. Kunjungan ini pun dimaksudkan untuk mengedukasi para mahasiswa agar lebih peka dalam merespon perkembangan ekonomi digital. Acara bertema Revolusi 4.0 “Fintech Goes To Campus” tersebut berlangsung di Ruangan Yudisium UNRI pada hari Kamis (23/1). Turut hadir pula salah satu dosen UNRI, yakni Marhadi sebagai pembicara dalam acara tersebut. Era disrupsi yang serba cepat ini menuntut para pelaku didalamnya untuk menyesuaikan diri, tak terkecuali di bidang ekonomi dan keuangan. Perusahaaan fintech yang kini hadir semakin membuka akses masyarakat menuju fasilitas pendanaan yang cepat dan mudah. Meskipun demikian menurut Marhadi, era ekonomi digital harus dihadapi dengan teliti. “Kita harus lebih jeli karena saat ini banyak fintech yang illegal dan tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ” tuturnya. Klik Kami merupakan salah satu fintech yang memudahkan para pekerja untuk mendapatkan pinjaman tanpa jaminan. Dengan pengalaman bertahun-tahun, Klik Kami menerapkan operasi kredit online yang mengacu kepada manajemen resiko dan analisis data. Dengan konsep teknologi untuk membuat kehidupan yang lebih baik, nasabah hanya perlu mengisi data melalui aplikasi Klik Kami untuk mengajukan pinjaman. Setelah pengajuan disetujui dan diverifikasi, pinjaman dana akan langsung dikirimkan. Data pribadi pengguna pun terjamin keamanannya. Rencananya, tahun 2020 ini Klik Kami akan mengunjungi kota-kota besar lainnya, seperti Bali, Kupang, Cirebon, dan solo untuk menemui para mahasiswa. Dengan langkah ini, diharapkan para mahasiswa dapat memahami bahaya pinjaman online ilegal dan terus mendukung keberadaan perusahaan fintech legal yang terdaftar di OJK. Klik kami hadir di Indonesia untuk menopang industri perekonomian dan memberikan solusi alternatif kepada kaum millennial yang produktif. Kunjungi halaman ini untuk informasi lebih lengkap tentang Klik Kami.
17 November 2020
Samarinda, peloporonline.com – Industri layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi atau fintech peer to peer (P2P) lending tumbuh pesat. Lantaran, banyaknya kebutuhan pendanaan yang tidak bisa dipenuhi oleh perbankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis pada Rabu (12/8/2020) lalu, nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy). Dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Data yang telah diterima oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), terkait bisnis P2P lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020. Dengan total jumlah penyelenggara fintech P2P lending sebanyak 158 perusahaan. Hingga kini, yang terdaftar ada 125 perusahaan dan yang sudah berizin 33 perusahaan. Dari jumlah tersebut, 147 perusahaan merupakan fintech P2P lending konvensional, sementara sisanya syariah. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya. Salah satu direktur fintech P2P lending, Sally, mengatakan kehadiran pinjaman online ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait layanan keuangan berbasis digital. “Tak hanya itu, akses finansial lainnya mampu terbuka. Terjaring lebih luas, dan itu sangat bermanfaat untuk masyarakat Kota Samarinda,” terangnya direktur aplikasi Klik Kami ini, Jumat (18/9/2020). Namun kekhawatiran akan munculnya fintech P2P lending ilegal pun timbul. Mengingat pertumbuhannya juga terjadi sangat signifikan. Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi OJK sendiri menemukan ada 105 fintech P2P lending ilegal. Yang sengaja memanfaatkan kondisi melemahnya perekonomian masyarakat akibat pandemi Covid-19. Fintech P2P lending ilegal ini menawarkan pinjaman ke masyarakat melalui aplikasi dan pesan singkat di telepon genggam. Jumlah total fintech P2P lending ilegal yang telah ditangani Satgas Waspada Investasi sejak tahun 2018 sampai Juni 2020 sebanyak 2591 entitas. “Salah satu upaya konsisten pelaku industri P2P lending untuk terus memberikan informasi terkait hal tersebut adalah dengan memberikan edukasi cara membedakan fintech P2P legal dan ilegal,” jelasnya. Dengan niat tersebut, PT Harapan Fintech Indonesia (Klik Kami) bersama dengan PT Idana Solusi Sejahtera (Cairin) pun menyelenggarakan webinar interaktif. Lebih dari 100 peserta mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda mengikuti kegiatan tersebut. “Dilakukan secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech P2P lending. Serta memberikan pemahaman fintech legal dan ilegal,” paparnya. Edukasi daring yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat khususnya pada generasi milenial Samarinda. Tujuan lainnya pun agar kegunaan layanan produk fintech P2P lending sesuai dengan kebutuhan di era normal baru seperti saat ini. “Tetap waspada terhadap fintech ilegal yang marak ditawarkan di tengah pandemi ini,” pungkas Digital Marketing Manager aplikasi pinjam online Cairin Hendra Putra. (pelopor) Artikel ini telah tayang di peloporonline.com dengan judul "Pertumbuhan Signifikan Industri P2P Lending, Waspada Kehadiran Fintech Ilegal"
29 Februari 2024
PALEMBANG, KOMPASINDO.CO.ID, 29 Februari 2024 – PT Kreditku Teknologi Indonesia (Kredinesia) dan PT Harapan Fintech Indonesia (Klik Kami) hari ini menggelar seminar dan talkshow bertajuk “Kiat Cerdas Menyikapi Teknologi Keuangan Digital” di UIN Raden Fatah Palembang. Acara ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk meningkatkan literasi keuangan di tengah maraknya fintech lending di Indonesia. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019, tingkat literasi keuangan mencapai 38,034, sementara inklusi keuangan sebesar 76,194. Angka ini mencerminkan pertumbuhan signifikan dalam kesadaran keuangan masyarakat. Namun, seiring dengan itu, inovasi dalam fintech, khususnya pinjaman online, juga mengalami lonjakan. Masih banyak ditemukan pinjaman online melalui platform seperti WhatsApp dan media sosial yang mengklaim menawarkan KTA kilat hanya dengan KTP. Data OJK menunjukkan bahwa Satgas Waspada Investasi (SWI) menemukan 233 fintech lending ilegal pada Januari 2024. Untuk mengatasi hal ini, Kredinesia dan Klik Kami mengambil inisiatif untuk memberikan edukasi langsung kepada mahasiswa di Palembang. Irfan Fikri, Business Development Kredinesia, menyatakan, “Kami sangat senang dapat bertemu langsung dengan mahasiswa di Palembang untuk memberikan pemahaman tentang fintech lending yang legal dan berizin OJK. Kami berharap generasi muda semakin memahami produk dan manfaat keuangan digital.” Chair Runisa, Public Relations Klik Kami, menambahkan, “Generasi muda perlu cerdas dalam memilih produk keuangan digital. Banyak penyelenggara yang masih ilegal, jadi penting untuk memastikan lembaga tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK sebelum melakukan pinjaman online.” Hingga saat ini, terdapat 99 penyelenggara fintech lending yang telah memperoleh izin dari OJK dan merupakan anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Total penyaluran pinjaman mencapai Rp59,6 triliun per Desember 2023, meningkat 74% year on year (yoy). Dengan acara ini, Kredinesia dan Klik Kami berharap dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan fintech lending yang aman dan legal.
© 2024 PT Harapan Fintech Indonesia - KlikKami. All right deserved